Pagi itu…
Aku
mengerang kesakitan tak karuan. Darahku seolah beku. Mataku sayu menahan sakit
dalam dadaku,namun aku tetap menjalani ibadah puasa di bulan yang mulia ini dan
sesuatu yang sangat berharga bagiku karena aku mampu menjalani hari-hariku
sampai sejauh ini bersama penyakit yang kuderita.
Namaku Rossa
Chairunnisa,orangtuaku memberiku nama ini agar aku dapat menjadi wanita yang
baik dan secantik bunga mawar. Tetapi,semua berubah menjadi mimpi buruk bagi
orangtuaku ketika aku divonis oleh dokter menderita penyakitJantungsejak kecil.
Tapi aku yakin, dibalik penderitaan
ini,Allah pasti merencanakan hal yang terbaik untukku.
Dua hari lalu dokter memberitahu bahwa sisa hidupku hanya tinggal 20
hari lagi.
Ya Allah, sebelum aku kembali padamu,
berilah aku kesempatan dan izinkan
aku untuk bertemu dengan hari suci yang penuh berkah, izinkan aku melewati hari raya Idul Fitri
walau hanya sehari.
Saat ini aku
duduk di bangku SMA, orangtuaku tinggal di Amerika karena pekerjaan untuk
sementara waktu dan aku hanya tinggal dengan kakakku bernama Fendy dan mbok
Tina, pembantu yang sudah bekerja untuk keluargaku selama 15 tahun. Menurutku,
kak Fendy adalah sosok yang sangat bijaksana,sabar,tekun,tampan dan yang paling
berkesan adalah dia selalu mengingatkanku untuk sholat dan beribadah. Dia juga
pernah mendalami Agama Islam di Saudi Arabia selama 2 tahun serta menjalankan
ibadah haji 1 tahun lalu ketika usianya baru 18 tahun. Kak Fendy selalu merawatku
dengan ikhlas walaupun kak Fendy juga sering terkena flu. Entah apa yang
dipikirkan orangtuaku setelah tahu anak bungsunya terkena penyakit seperti
ini,namun tak bisa dipungkiri karena semua ini memang takdir.
Aku mengisi hari-hari
di bulan Ramadhan ini dengan sholat,mengaji,sholat tarawih,tadarus dan sholat
tahajud didampingi kak Fendy. Memang,kak Fendy adalah salah satu inspirasi
terbesarku dalam menjalani hidup ini.
“Ya Allah, tolong jaga kak Fendy
dimanapun dan kapanpun ! “ pesanku dalam do’a yang mungkin akan terus
kusampaikan kepada Allah hingga maut menjemputku lebih dulu.
Dug
dug dug, ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR. Suara adzan berkumandang bersama surya
yangtenggelam karena malam.
“ Dik,buka puasa dulu yuk ! habis itu ayo sholat sama kakak ! oke ?“
ajak kak Fendy dengan lembut padaku yang masih melamun.
“ Eh iya kak, tunggu bentar, habis
ini Rossa turun “ jawabku setengah berteriak sambil memandang punggung kak
Fendy yang sedang turun dari tangga.
Seusai berbuka puasa kami
menjalankan ibadah sholat Maghrib seperti biasa,dilanjut sholat Isya’ , sholat
Tarawih dan sholat Witir.
Malam
semakin larut, kak Fendy menyuruhku untuk segera terlelap, mungkin kak Fendy
khawatir jika penyakit jantungku kambuh karena kelelahan. Deg ! apa ini? sakit ini sudah kukenal tetapi
mungkin sakit ini terasa lebih menusuk. Bruk..tiba-tiba badanku jatuh terselungkup ke lantai , sontak saja
membuat kak Fendy dan mbok Tina panik.
Kulihat cahaya
didepanku, bukan, tepatnya seseorang yang berdiri ditengah taman bunga yang
hangat. “ Ya Allah,siapa dia ? tempat apakah ini ? “ bisikku dalam hati.
Kulihat dia lebih seksama, pakaian
putih? Ya, benar, tapi siapakah dia ?pertanyaan itu terus ada dipikiranku. Dia
melambaikan tangan padaku, aku masih tak percaya. Lalu tersenyum ?aku masih tak
berkutik sedikitpun. Kemudian menghilang dari pandanganku, sontak aku berlari
mencarinya ditengah ribuan bunga.Kemana dia? Ya Allah, dimana ini?.
Aku membuka
mataku,ternyata tadi hanya mimpi, aku merasa ada yang hangat menyentuh
tanganku, kak Fendy ? sengaja aku tak bergerak sedikitpun agar tak
membangunkannya, kulihat lampu, jarum suntik, tabung oksigen dan peralatan
rumah sakit lain. Ya, memang aku sedang berbaring di ranjang rumah sakit.
“ Subhanallah dik, kamu sudah sadar? Kamu nggak papa?
Gimana dik,dadamu masih
sakit?” Tanya kak Fendy dengan nada khawatir sambil memegang tanganku erat.
Aku hanya bisa
tersenyum padanya dan semoga kak Fendy tahu bahwa ini adalah tanda kalau aku
baik-baik saja.
“adikku yang cantik dan paling
kusayang, maafkan kakak karena tidak bisa menjagamu dengan baik, maafkan kakak
dibatas kekurangan kakakmu ini, kakak janji akan menjagamu lebih baik lagi,
kakak janji dik, maafkan
kakak” katanya sambil meneteskan airmata.
“Rossa nggak papa kak, justru Rossa
yang minta maaf karena terlalu banyak menyusahkan kak Fendy” jawabku smabil
menahan airmata ini agar tak terlihat oleh kak Fendy.
“Rossa, kak Fendy sayang kamu,
tolong bertahan demi kak Fendy ya Rossa, tolong !”
“iya kak,Rossa pasti bisa,Rossa
akan bertahan demi kak Fendy dan mama papa.” Jawabku untuk menenangkan hati kak
Fendy sembari airmata ini menetes karena aku tak sanggup menahannya lagi.
Mama dan Papa
datang dari Amerika untuk menjagaku, kak Fendy pulang untuk membawakan kami
baju ganti dan beberapa camilan.
Deg !apa ini? Sakit di dadaku
mendadak muncul dan aku tak mampu menahan rasa ini lagi, Ya Allah, ambil nyawaku
bila itu yang terbaik atau biarkan aku tetap hidup bersama orang-orang yang aku
sayang.Ya Allah, sakit sekali, aku tak sanggup menahan ini. Dokter datang dan berkata
pada Mama kalau aku tak sanggup bertahan labih lama lagi. Mama menangis di
pelukan Papa yang sudah pasrah terhadap semua ini.
Aku terbangun,
ada yang aneh, mengapa aku bisa hidup lagi? Kukira aku akan meninggalkan kak
Fendy, Mama dan Papa untuk selama-lamanya. Tapi mengapa aku terbangun?
“ Rossa, kamu bangun. Mama sayang
kamu nak, maafkan Mama, Mama tidak berada di samping kamu saat kamu butuh Mama”
tangis mama membeludak sambil memelukku erat.
Aku merasa tubuhku seperti terlahir
kembali, Ya Allah,terima kasih telah mengijinkan
Hamba-Mu melihat dunia ini lagi.
Tunggu, tapi dimana kak Fendy? Kak
Fendy? Dimana dia?Kulihat sisi-sisi ruangan tapi tak kudapatkan sosok kak Fendy
disini.
“kak Fendy mana Ma?” tanyaku pada Mama yang
mengusap airmatanya.
Sambil menangis
Mamapun bercerita.
“Rossa, kak Fendy udah nggak disini
lagi, kakakmu pergi dengan tenang kepangkuan Allah”
Aku masih belum mengerti perkataan
Mama barusan,ribuan pertanyaan ingin kulempar kepada Mama yang masih terus
menangis.
Mama selesai bercerita
dan mama memelukku dengan erat,pipiku basah karena airmata, tidak mungkin, Ya
Allah,kuatkan aku Ya Allah. Aku terus menangis.
Kata Mama, kak Fendy mengalami
kecelakaan saat menuju kemari, kak Fendy terpental dari sepedanya setelah
menghindari Sedan yang melaju kencang di jalan. Dokter bilang , nyawa kak Fendy
tidak bisa ditolong lagi, kak Fendy mengalami pendarahan di otak karena benturan yang sangat keras, Mama dan
Papa shock karena derita yang dialami
2 anaknya ini,hingga dokter memberitahu terdapat surat pribadi di kantong
kemeja kak Fendy dan memberinya kepada Mama Papa dan saat itu juga Papa menyuruh dokter untuk mentransplantasijantung kak Fendy untukku. Memang pilihan yang berat bagi Papa.
“Ya Allah, Tolong selamatkan adikku !Buat
dia bertahan untuk kami ya Allah !
Tolong jaga adikku!Hamba mohon, sekali ini
saja.
Andai saja Hamba dapat manggantikan posisi
Rossa,hamba akan gantikan,
Andai Hamba dapat memberi
jantung ini kepada Rossa,hamba akan berikan.
Pesan Hamba dalam Do’a hanya untuk keselamatan
Rossa.”
Aku ingat,permintaan
terakhir kak Fendy adalah melihatku memakai jilbab dan mulai detik ini akan
kukenakan jilbab dimanapun dan kapanpun aku berada. Itulah tulisan terakhir kak
Fendy yang tidak sengaja kak Fendy tuangkan di selembar kertas putih.Ya,
memang, kak Fendy pergi untuk selama-lamanya. Mungkin sosok misterius yang ada
dalam mimpiku saat itu adalah kak Fendy yang ingin berpamitan dengan tenang.Ya
allah, tolong jaga kakakku disana !
“Pengorbanan tulusmu takkan aku lupa,
Senyummu pasti menghiasi mimpi indahku,
Namamu akan selalu kusebut dalam butiran do’aku,
Pesanku dalam do’a senantiasa mengiringi
langkahmu menuju Surga,
Selamat jalan kak Fendy…”
Ø
Hikmah dari cerpen “Pesanku Dalam Do’a”:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar