EN

EN

Kamis, 28 Februari 2013

Pesanku Dalam Do’a


Pagi itu…
            Aku mengerang kesakitan tak karuan. Darahku seolah beku. Mataku sayu menahan sakit dalam dadaku,namun aku tetap menjalani ibadah puasa di bulan yang mulia ini dan sesuatu yang sangat berharga bagiku karena aku mampu menjalani hari-hariku sampai sejauh ini bersama penyakit yang kuderita.

Namaku Rossa Chairunnisa,orangtuaku memberiku nama ini agar aku dapat menjadi wanita yang baik dan secantik bunga mawar. Tetapi,semua berubah menjadi mimpi buruk bagi orangtuaku ketika aku divonis oleh dokter menderita penyakitJantungsejak kecil.
Tapi aku yakin, dibalik penderitaan ini,Allah pasti merencanakan hal yang terbaik untukku.
Dua hari lalu dokter memberitahu bahwa sisa hidupku hanya tinggal 20 hari lagi.
Ya Allah, sebelum aku kembali padamu, berilah aku kesempatan dan izinkan aku untuk bertemu dengan hari suci yang penuh berkah, izinkan aku melewati hari raya Idul Fitri walau hanya sehari.
Saat ini aku duduk di bangku SMA, orangtuaku tinggal di Amerika karena pekerjaan untuk sementara waktu dan aku hanya tinggal dengan kakakku bernama Fendy dan mbok Tina, pembantu yang sudah bekerja untuk keluargaku selama 15 tahun. Menurutku, kak Fendy adalah sosok yang sangat bijaksana,sabar,tekun,tampan dan yang paling berkesan adalah dia selalu mengingatkanku untuk sholat dan beribadah. Dia juga pernah mendalami Agama Islam di Saudi Arabia selama 2 tahun serta menjalankan ibadah haji 1 tahun lalu ketika usianya baru 18 tahun. Kak Fendy selalu merawatku dengan ikhlas walaupun kak Fendy juga sering terkena flu. Entah apa yang dipikirkan orangtuaku setelah tahu anak bungsunya terkena penyakit seperti ini,namun tak bisa dipungkiri karena semua ini memang takdir.
Aku mengisi hari-hari di bulan Ramadhan ini dengan sholat,mengaji,sholat tarawih,tadarus dan sholat tahajud didampingi kak Fendy. Memang,kak Fendy adalah salah satu inspirasi terbesarku dalam menjalani hidup ini.
“Ya Allah, tolong jaga kak Fendy dimanapun dan kapanpun ! “ pesanku dalam do’a yang mungkin akan terus kusampaikan kepada Allah hingga maut menjemputku lebih dulu.
            Dug dug dug, ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR. Suara adzan berkumandang bersama surya yangtenggelam karena malam.
“ Dik,buka puasa dulu yuk ! habis itu ayo sholat sama kakak ! oke ?“ ajak kak Fendy dengan lembut padaku yang masih melamun.
“ Eh iya kak, tunggu bentar, habis ini Rossa turun “ jawabku setengah berteriak sambil memandang punggung kak Fendy yang sedang turun dari tangga.
Seusai berbuka puasa kami menjalankan ibadah sholat Maghrib seperti biasa,dilanjut sholat Isya’ , sholat Tarawih dan sholat Witir.
            Malam semakin larut, kak Fendy menyuruhku untuk segera terlelap, mungkin kak Fendy khawatir jika penyakit jantungku kambuh karena kelelahan. Deg ! apa ini? sakit ini sudah kukenal tetapi mungkin sakit ini terasa lebih menusuk. Bruk..tiba-tiba badanku jatuh terselungkup ke lantai , sontak saja membuat kak Fendy dan mbok Tina panik.
Kulihat cahaya didepanku, bukan, tepatnya seseorang yang berdiri ditengah taman bunga yang hangat. “ Ya Allah,siapa dia ? tempat apakah ini ? “ bisikku dalam hati.
Kulihat dia lebih seksama, pakaian putih? Ya, benar, tapi siapakah dia ?pertanyaan itu terus ada dipikiranku. Dia melambaikan tangan padaku, aku masih tak percaya. Lalu tersenyum ?aku masih tak berkutik sedikitpun. Kemudian menghilang dari pandanganku, sontak aku berlari mencarinya ditengah ribuan bunga.Kemana dia? Ya Allah, dimana ini?.
Aku membuka mataku,ternyata tadi hanya mimpi, aku merasa ada yang hangat menyentuh tanganku, kak Fendy ? sengaja aku tak bergerak sedikitpun agar tak membangunkannya, kulihat lampu, jarum suntik, tabung oksigen dan peralatan rumah sakit lain. Ya, memang aku sedang berbaring di ranjang rumah sakit.
“ Subhanallah dik, kamu sudah sadar? Kamu nggak papa? Gimana dik,dadamu masih sakit?” Tanya kak Fendy dengan nada khawatir sambil memegang tanganku erat.
Aku hanya bisa tersenyum padanya dan semoga kak Fendy tahu bahwa ini adalah tanda kalau aku baik-baik saja.
“adikku yang cantik dan paling kusayang, maafkan kakak karena tidak bisa menjagamu dengan baik, maafkan kakak dibatas kekurangan kakakmu ini, kakak janji akan menjagamu lebih baik lagi, kakak janji dik, maafkan kakak” katanya sambil meneteskan airmata.
“Rossa nggak papa kak, justru Rossa yang minta maaf karena terlalu banyak menyusahkan kak Fendy” jawabku smabil menahan airmata ini agar tak terlihat oleh kak Fendy.
“Rossa, kak Fendy sayang kamu, tolong bertahan demi kak Fendy ya Rossa, tolong !”
“iya kak,Rossa pasti bisa,Rossa akan bertahan demi kak Fendy dan mama papa.” Jawabku untuk menenangkan hati kak Fendy sembari airmata ini menetes karena aku tak sanggup menahannya lagi.
Mama dan Papa datang dari Amerika untuk menjagaku, kak Fendy pulang untuk membawakan kami baju ganti dan beberapa camilan.
Deg !apa ini? Sakit di dadaku mendadak muncul dan aku tak mampu menahan rasa ini lagi, Ya Allah, ambil nyawaku bila itu yang terbaik atau biarkan aku tetap hidup bersama orang-orang yang aku sayang.Ya Allah, sakit sekali, aku tak sanggup menahan ini. Dokter datang dan berkata pada Mama kalau aku tak sanggup bertahan labih lama lagi. Mama menangis di pelukan Papa yang sudah pasrah terhadap semua ini.
Aku terbangun, ada yang aneh, mengapa aku bisa hidup lagi? Kukira aku akan meninggalkan kak Fendy, Mama dan Papa untuk selama-lamanya. Tapi mengapa aku terbangun?
“ Rossa, kamu bangun. Mama sayang kamu nak, maafkan Mama, Mama tidak berada di samping kamu saat kamu butuh Mama” tangis mama membeludak sambil memelukku erat.
Aku merasa tubuhku seperti terlahir kembali, Ya Allah,terima kasih telah mengijinkan
Hamba-Mu melihat dunia ini lagi.
Tunggu, tapi dimana kak Fendy? Kak Fendy? Dimana dia?Kulihat sisi-sisi ruangan tapi tak kudapatkan sosok kak Fendy disini.
“kak Fendy mana Ma?” tanyaku pada Mama yang mengusap airmatanya.
Sambil menangis Mamapun bercerita.
“Rossa, kak Fendy udah nggak disini lagi, kakakmu pergi dengan tenang kepangkuan Allah”
Aku masih belum mengerti perkataan Mama barusan,ribuan pertanyaan ingin kulempar kepada Mama yang masih terus menangis.
Mama selesai bercerita dan mama memelukku dengan erat,pipiku basah karena airmata, tidak mungkin, Ya Allah,kuatkan aku Ya Allah. Aku terus menangis.
Kata Mama, kak Fendy mengalami kecelakaan saat menuju kemari, kak Fendy terpental dari sepedanya setelah menghindari Sedan yang melaju kencang di jalan. Dokter bilang , nyawa kak Fendy tidak bisa ditolong lagi, kak Fendy mengalami pendarahan di otak  karena benturan yang sangat keras, Mama dan Papa shock karena derita yang dialami 2 anaknya ini,hingga dokter memberitahu terdapat surat pribadi di kantong kemeja kak Fendy dan memberinya kepada Mama Papa dan saat itu juga Papa menyuruh dokter untuk mentransplantasijantung kak Fendy untukku. Memang pilihan yang berat bagi Papa.

“Ya Allah, Tolong selamatkan adikku !Buat dia bertahan untuk kami ya Allah !
Tolong jaga adikku!Hamba mohon, sekali ini saja.
Andai saja Hamba dapat manggantikan posisi Rossa,hamba akan gantikan,
Andai Hamba dapat memberi jantung ini kepada Rossa,hamba akan berikan.
Pesan Hamba dalam Do’a hanya untuk keselamatan Rossa.”

Aku ingat,permintaan terakhir kak Fendy adalah melihatku memakai jilbab dan mulai detik ini akan kukenakan jilbab dimanapun dan kapanpun aku berada. Itulah tulisan terakhir kak Fendy yang tidak sengaja kak Fendy tuangkan di selembar kertas putih.Ya, memang, kak Fendy pergi untuk selama-lamanya. Mungkin sosok misterius yang ada dalam mimpiku saat itu adalah kak Fendy yang ingin berpamitan dengan tenang.Ya allah, tolong jaga kakakku disana !

“Pengorbanan tulusmu takkan aku lupa,
Senyummu pasti menghiasi mimpi indahku,
Namamu akan selalu kusebut dalam butiran do’aku,
Pesanku dalam do’a senantiasa mengiringi langkahmu menuju Surga,
Selamat jalan kak Fendy…”

Ø  Hikmah dari cerpen “Pesanku Dalam Do’a”:

Pengorbanan sejati bukan diukur dari seberapa besar kita memberi pada seseorang, melainkan bagaimana kita menginginkan yang terbaik dan memberi pesan dalam do’a untuknya,maka Allah akan meridho’i dan senantiasa memberi kita yang terbaik pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar